Selasa, 22 Agustus 2017

Aliran-aliran dalam Sastra Arab Modern



Telaah Sastra
Aliran-aliran dalam Sastra Arab Modern

Di era modern, perkembangan puisi Arab dapat dibedakan menjadi tiga aliran. Meskipun waktunya tidak dapat ditentukan secara jelas. Ketiga aliran tersebut ialah:

(1)     Aliran al-Muhafidzun, yaitu aliran yang masih memelihara dan melestarikan kaidah puisi Arab secara kuat. Beberapa tokoh sastrawan yang termasuk dalam kategori aliran ini ialah Mahmud Sami al-Barudi, Ahmad Syauqi, Hafidz Ibrahim dan Ma'ruf ar-Rusafi, Ali al Jarim, Hamid Said al Amudi, Hamzah Saatah dan Tohir Zamhasyari. [Baca juga: Feminisme dalam Novel Perempuan di Titik Nol]
Ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh aliran Al-Muhafidzun, diantaranya:
a.      Masih menggunakan tema-tema lama seperti madh, ritsa', ghazal dan fakhr. Walaupun tidak ditutup kemungkinan untuk membuat tema-tema baru seperti patriotisme.
b.      Terikat dengan wazan dan qafiyah.
c.       Condong kepada uslub-uslub klasik.
Contoh syair dari Mahmud Sami al-Barudi:
لو كان للمرء حكم في تنقله           #       ما كان إلا إلى معناه منعرجي
فهل إلى صلة الآمال من سبب                   #       أم هل إلى ضيقة الأحزان من فرج
يا رب بالمصطفى هبلى وإن عظمت    #       جرائمي رحمة تغني عن حجج
ولا تكلني إلى نفسي فإن يدي                   #       مغلولة وصباحي غير منبلج
مالي سواك وأنت المستعان إذا                    #       ضاق الزحام غداة الموقف الحرج
لم يبق لي أمل إلا إليك فلا            #       تقطع رجائي فقد أشفقت من حرجي

(2)     Aliran al-Mujaddidun, yaitu aliran yang muncul karena adanya perubahan situasi politik, sosial, dan pemikiran, juga karena ada dorongan yang kuat untuk lepas dari hal-hal yang berbau tradisional. Hal ini tidak lepas dari  adanya pengaruh aliran romantik dari sastrawan-sastrawan Barat. Seperti  penelitian-penelitian modern tentang jiwa, lalu dikemas dalam sastra, khususnya di dalam puisi sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan jiwa dan realita dalam masyarakat. Meskipun aliran ini memiliki kecenderungan untuk melepaskan diri dari hal-hal yang berbau tradisional, masih terdapat beberapa penyair yang menggubah puisinya sesuai dengan aturan wazan dan qafiyah
           Beberapa tokoh sastrawan yang termasuk dalam aliran ini adalah Khalil Mutran, Abbas al-Aqqad, Abdurrahman Syukri, Ibrahim Abdul Qadir al-Mazini, Al-Tijani Yusuf Basyir, Abu al-Qasim asy-Syabiy, dan Tahir Zamakhsari. [Baca juga: SINOPSIS NOVEL LORONG MIDAQ]

           Dalam aliran ini terdapat adanya pembaharuan dalam topiknya, khususnya dalam hal yang menyangkut tentang masyarakat dan kehidupan, serta kasus-kasus yang terjadi di masyarakat. Adanya pembaharuan dalam deskripsi dan majaz-nya, adanya pengaruh aliran simbolis dalam kesusastraan Arab, di mana para sastrawan atau penyair menggunakan simbol-simbol sebagai sarana pengungkapan perasaan dan pikiran mereka.
Ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh aliran Al-Mujaddidun, diantaranya:
a.      Lebih mengutamakan penyampaian perasaan (emosi) daripada akal (logika).
b.      Menggunakan gaya bahasa yang mudah menyentuh perasaan pembaca.
c.       Menunjukkan kuatnya daya imajinasi dalam puisi-puisinya.
Contoh syair dari Khalil Mutran:
لقد فدح الخطب في "قاسم"         #      فيالك من زمن غاسم
أم يشفع الفضل فى فاضل           #      أما يشفع العلم فى عالم؟
عزيز على "مصر" هذا لمصاب        #      بمقدامها المصلح الحازم
لك الله من شائد للعلا               #      و في يده معول الهادم
يدك القبيح و يبنى المليح             #       رجوعا إلى سنة الراسم

(3)     Aliran al-Mughaaliinu, yaitu aliran yang mengikuti aliran sastra yang ada di Eropa setelah Perang Dunia I. Karena itulah, aliran ini sangat terikat pada situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, serta pemikiran yang ada pada masyarakat Eropa. Di dunia Arab, pengaruh ini tidak hanya terdapat dalam satu masa saja, tetapi juga berlanjut dari satu masa ke masa sesudahnya.
 Beberapa tokoh sastrawan yang termasuk dalam aliran ini adalah Ibrahim Naji, Badr Syakir Sayyab, Muhammad Mishbah al-Fituri, Mahmud Darwisy, dan Abdul Wahab al-Bayati.
Ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh aliran Al- Mughaaliinu, diantaranya:
a.      Puisi yang dibuat berisikan pengalaman-pengalaman nyata si penyair.
b.      Hal-hal yang menjadi tema-tema puisi dalam aliran ini adalah tema-tema kehidupan.
c.       Puisi memiliki fungsi sosial untuk memotivasi rakyat dan gerakan-gerakan pembebasan.
d.      Tidak terikat dengan aturan wazan dan qafiyah.
Contoh syair dari Mahmud Darwisy:        
إلى أمي
أحن إلى خبز أمى     #    وقهوة أمي
وأعشق عمري لأنى    #    إذا مت أخجل من دمع أمي
خديني إذا عدت يوما   #    وشحا لهدبك وغطى عظامي بعشب
تعمد من طهر كعبك    #     وشدى وثاقي بخصلة شعر
Baca juga: Belajar Bahasa Arab Pemula

1 komentar: