Telaah
Sastra
Unsur-unsur
Instrinsik Pada Prosa
Prosa merupakan bentuk karya sastra yang diuraikan menggunakan bahasa
bebas dan panjang, tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi. Bentuk
prosa sebagai pengungkapan jenis sastra biasa disebut jenis fiksi atau cerkan
(cerita rekaan). Bermacam-macam cerkan antara lain, roman, novel, novellet,
cerpan (cerita panjang), cerpen (short story), cermin (short-short
story), cerber, dan cergam. Menurut Satoto, pada umumnya secara
konvensional unsur-unsur yang membentuk struktur fiksi adalah :
Tema (Theme) dan Amanat (Message)
Merupakan
suatu gagasan atau ide sentral yang dapat terungkapkan ke dalam karya sastra,
baik langsung maupun tak langsung, baik tersurat maupun tersirat, baik yang ada
dalam naskah atau di dalam konteksnya. Menurut picket bahwa wujud tema dalam
karya sastra berpangkal pada alasan tindak (motif tokoh). Amanat cerita
merupakan pengarang kepada pembaca atau publiknya. Hubungan antara tema dan
amanat dapat dirumuskan. Jika tema merupakan masalah, amanat merupakan
pemecahannya.apabila tema merupakan pertanyaan, amanat adalah jawabannya.
Alur (Plot)
J.A
Cuddon memberi batasan bahwa alur merupakan konstruksi bagian/skema atau pola
dari peristiwa-peristiwa dalam prosa, puisi, lakon, selanjutnya bentuk
peristiwa dan perwatakan itu menyebabkan pembaca atau penonton tegang. Menurut
Panuti Sudjiman, alur adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra untuk
mencapai efek tertentu. Menurut Gustave Freytag struktur alur melalui pyramid
Freytag mempunyai susunan: Exsposition-Complication-Climac-Resolution-Conclution.
[Baca juga: UNSUR- UNSUR PEMBENTUK KARYA SASTRA]
Penokohan (Characterisation)
Penokohan
adalah proses penempatan tokoh watak dalam cerita,. Setidaknya ada dua macam
penokohan yaitu (1) metode analitik, yaitu pengarang secara langsung
memaparkanatau melukiskan watak tokoh dengan cara menyebutkan sifat-sifat
tokoh, dan (2) metode dramatic, yaitu penggambaran watak tokoh yang tidak
diceritakan secara langsung, tetapi disampaikan melalui pemilihan nama tokoh,
penggambaran fisik tokoh, melalui cakapan baik dialog maupun monolog.
Latar (Setting)
Latar
dalam arti luas meliputi aspek ruang, waktu, dan suasana. Aspek ruang merupakan
gambaran tempat atau lokal terjadinya peristiwa dalam cerita. Aspek waktu
dibagi dalam (a) waktu cerita (fable time) adalah seluruh rentangan atau
jangkauan waktu yang digunakan dalam suatu cerita, (b) untuk penceritaan
(narrative time) adalah lamanya waktu yang digunakan untuk menceritakan cerita
atau membacanya. Aspek suasana bisa suasana batin tokoh (sedih, gelisah,
gembira, dan lain sebagainya) maupun suasana di luar batin tokoh (hiruk pikuk,
panas, hujan, mendung, dan lain sebagainya). [Baca juga: Unsur-unsur Instrinsik Pada Drama]
Pusat pengisahan/Sudut Pandang (Point of View)
Disebut
juga sudut pandang pengarang, yaitu cara pengarang menempatkan dirinya dalam
cerita. Apabila sumber cerita kadang-kadang menyebut dirinya aku atau saya,
teknik cerita tersebut menggunakan teknik cerita aku-an. Apabila sumber cerita
menyebut tokoh, teknik tersebut menggunakan dia-an.
Gaya dan Bahasa (Style and Languages)
Gaya yang
dimaksud dalam struktur ini adalah gaya cerita dan gaya bahasa. Gaya cerita
menyangkut dialek, idiolek, dan segala hal yang berkaitan dengan ciri khasnya
sebagai seorang pengarang/pencerita. Sedangkan gaya bahasa menyangkut beberapa
ragam gaya bahasa sebagaimana dipelajari dalam ilmu bahasa (linguistik).
Baca juga:
Belajar Bahasa Arab Pemula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar