Telaah Sastra
Unsur-unsur
Instrinsik Pada Puisi
Puisi merupakan bentuk sastra yang
diuraikan dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat dan indah. Puisi
memiliki tampilan berbeda dengan karya sastra lainnya. Terbentuk melalui
beberapa unsur di dalamnya, yakni;
a) Bunyi dan Irama
Dalam puisi bahasa Indonesia, bunyi
dapat diklasifikasikan sebagai berikut ; Rima Sempurna, Rima tak Sempurna,
Asonansi, Aliterasi, Disonansi (Rima Rangka) dan Rima Mutlak. Sedangkan bunyi menurut
letaknya dalam baris puisi, yakni; Rima Depan, Rima Tengah, Rima Terus/Rima
Rangkai, Rima berpasangan/Rima Kembar dan Rima Patah.
Hal ini juga dapat kita temukan
dalam puisi bahasa Arab, keindahan bunyi dan irama dapat digolongkan pada ilmu
arudl dan qowafi. Yang dibahas di dalamnya bahr atau irama bait,
qofiyah atau bunyi akhir bait dan lain-lain.
b) Diksi
Diksi berarti pemilihan kata yang
tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana, sehingga mampu
mengembangkan dan memengaruhi daya imajinasi pembaca. Di samping itu perlu dicatat
bahwa pengulangan bunyi yang cerah, yang menunjukkan kegembiraan serta
kesenangan dalam puisi disebut cuphony. Biasanya bunyi-bunyi tersebut
ialah i, e dan a. Kebalikan dari cuphony adalah cacophony, yaitu
perulangan bunyi yang menuansakan suasana ketertekanan batin, berat,
mengerikan, kebekuan, kesunyian atau kepedihan. Cacophony biasanya
dibentuk oleh vocal-vokal o, u atau diftong au, bahkan kadang-kadang dibentuk
oleh konsonan. [Baca juga: Unsur-unsur
Instrinsik Pada Drama]
c) Baris dalam Puisi
Ciri visual dalam puisi yang
membedakan dengan genre sastra lain adalah baris. Kalau prosa fiksi secara
visual dibentuk dengan paragraph-paragraf, maka puisi dibentuk dengan
baris-baris yang kadangkala akan berbentuk lagi menjadi bentukan yang lebih
besar yaitu bait.
d) Enjambemen
Merupakan keterkaitan antara baris
satu dengan baris berikutnya dalam puisi yang dihubungkan dengan kata/kalimat.
Dengan demikian, apabila ditinjau dari satuan makna, baris yang dibawahnya
merupakan kelanjutan dari sebelumnya. Cara tersebut tidak bisa disalahkan
karena seorang pengarang mempunyai hak licentia poetica. [Baca juga: UNSUR- UNSUR PEMBENTUK KARYA SASTRA]
e) Bait
Bait dalam puisi merupakan satuan
yang lebih besar daripada baris, tetapi sesungguhnya dalam bait yang terpenting
adalah kesatuan makna, dan bukan kesatuan baris. Sebab bila kita katakan bahwa
bait itu merupakan kesatuan baris, konsekuensinya satu bait itu harus terdiri
lebih dari satu baris, padahal sering dijumpai puisi yang bait-baitnya hanya
terdiri atas satu baris saja.
Selain itu, masih banyak lagi unsur
yang membentuknya. Seperti; Tipografi, Sense, Subject matter, Feeling
(Dzauq), Tone, Total of Meaning dan Tema (Theme).
Baca juga: Belajar Bahasa Arab Pemula